koranpotensi.com – Indramayu
Perjalanan politik Ady Setiawan kini pupus. Setelah sebelumnya, selama empat bulan ke belakang, ia cukup gencar memasang atribut di
seluruh penjuru Indramayu.
Namun saat Indramayu ramai menjelang Pilkada 2024, pria yang akrab disapa Pakdhe Air ataupun Bakul Banyu ini menghilang bak terbawa arus air.
Ady Setiawan yang biasanya kerap berseliweran mendampingi para pejabat di Kabupaten Indramayu, kini tak lagi tampak batang hidungnya. Kemanakah ia?
Gencarnya isu Pilkada dan absennya dirinya dalam kontestasi tersebut, membuat Ady Setiawan memanfaatkan dengan baik momen ini. Ia mengambil jeda untuk berkontemplasi.
Setidaknya info tersebut yang didapatkan dari kalangan tokoh Nahdliyin di Kabupaten Indramayu. Ady memanfaatkan dengan baik ketidaksertaannya dalam Pilkada 2024.
Sebagai tokoh yang dikenal religius dan spiritualis, dekat dengan kalangan kiai dan habaib, langkah Ady ini tentu saja tidak mengherankan. Ia mundur, dan berkontemplasi memikirkan langkah terbaik yang akan diambilnya.
Sebuah sumber dari kalangan kiai habaib menyebut, Ady menghilang untuk bertafakur, muhasabah, dan berkontemplasi untuk mengambil gerak selanjutnya demi sumbangsihnya untuk masyarakat Indramayu.
“Pengalaman Pakde Air di politik luas, sehingga suasana kebatinannya saat ini tidak terganggu. Ia sosok yang tahan banting, punya jiwa petarung yang baik,” ungkap sumber kalangan habaib yang tak bersedia disebutkan namanya ini, pada Jum’at (20/9/2024).
Hal senada juga dikatakan Ali Wardana, salah satu kerabat Pakde Air. Ia menjelaskan bahwa Pakde merupakan sosok yang banyak berkontribusi untuk masyarakat Indramayu.
Salah satu kontribusinya, lanjut Ali, adalah di bidang sosial keagamaan. Sehingga dengan kontribusinya ini, Pakde digadang-gadang ikut Pilkada 2024.
“Namun sayangnya elit partai tidak merekomendasi,” jelas Ali.
Ali menjelaskan masyarakat saat ini menunggu kemana arah dukungan Ady Setiawan. Ia mengistilahkan seperti air mengalir yang bakal bermuara kemana. Masyarakat juga sama, menantikan arah dukungan tersebut.
“Jangan sampai ada istilah ‘air susu dibalas air tuba’,” ungkap Ali Wardana.
Lanjut Ali, Ady Setiawan merupakan sosok yang mampu menjadi jangkar kebaikan antara roda birokrasi dan roda kultur masyarakat. Sosoknya yang low profile dan santai juga membuat kuli tinta antusias untuk meliputnya.
Beruntung, media ini sempat tersambung via telepon dengan Ady Setiawan. Dibalik teleponnya, Ady mengabarkan tetap sehat dan senantiasa menjalankan aktivitas rutin dalam pekerjaannya di Perumdam Tirta Darma Ayu.
“Alhamdulillah, sehat. Saya tetap bekerja sebagai bakul banyu,” ujar Ady.
Lantas ia memohon maaf apabila ada tamu para tokoh di Indramayu yang ingin bertemu diluar passion tupoksi, dirinya kerap terganggu secara psikis.
Hal tersebut menyebabkannya kerap memeriksakan diri ke psikiater. Selain itu ia pun gemar silaturahmi ke kiai karena jauh dari keluarga.
Saat ditanya apakah kondisinya ini sudah diketahui pihak keluarga? Ady menjawab bahwa keluarganya sudah mengetahui hal tersebut. Bahkan pihak keluarganya meminta untuk mundur saja.
“Istri dan anak termasuk orang tua sudah mengetahui saya rutin kontrol ke psikiater. Bahkan keluarga meminta untuk mundur dari kedinasan,” jelas Ady.
Namun dorongan mundur itu tidak diamini. Sebab Ady mengaku masih harus bertanggungjawab terhadap jabatannya yang harus selesai hingga kontraknya berakhir.
“Sudah banyak rekan-rekan yang meminta saya pindah untuk memimpin PDAM lain di seputar wilayah Jawa Barat, bahkan kota besar lainnya di Pulau Jawa,” pungkas Ady.*Kacim